Selasa, 05 November 2013

Teruslah bergerak, agar engkau tidak jatuh

Lakukan kebaikan, apapun itu hingga ia berhasil

__Rio Inaba__


Sejak kecil aku punya cita, dan cita-cita itu seiring waktu selalu berubah-ubah seperti mengikuti kemana zaman akan berputar.
Masih kuingat dengan baik cita-citaku sejak kecil ingin menjadi artis, penyanyi lebih tepatnya mungkin. Dan tokoh idolaku saat itu adalah Abiem Ngesti, pelantun lagu "Pengeran dangdut"

"Suaraku terdengar di mana-mana dari kota sampai ke pelosok desa."

    Dahsyat sekali. Itulah salah satu potongan lirik yang sangat indah paling tidak menurut versiku.
    Untuk menunjang cita-citaku yang sangat absurditas itu aku ingin sekali mempunyai gitar seperti yang dimiliki Abiem Ngesti, tapi untuk menvisualisasikan itu aku tahu orang tuaku tidak akan pernah merelakan uang yang harusnya bisa dimakan untuk satu keluarga hanya untuk memenuhi hasratku yang konyol. Karena waktu itu kehidupan keluarga kami masih dalam serba kekurangan.
Entah dari mana tiba-tiba aku berfikir untuk membuat gitar serupa dari papan kayu yang ada di atas kandang sapi. Ketika aku meminta ijin pada Bapak untuk mempergunakan papan kayu itu beliau meng "ya" kan permintaanku.
    Segeralah aku membuat sketsa gitar itu berdasarkan ingatan yang masih terekam di kepalaku, aku membayangkan setiap lekuk dan bantuknya harus menyerupai gitar sang idolaku, digergaji sedemikian rupa. Berhasil! Tapi tentu saja gitar itu jauh dari sifat fungsi aslinya.
    Sejauh itu aku bangga dengan kreativitasku meskipun gitar itu belum bisa berbunyi lantaran belum ada senarnya. Aku pun kembali mencari solusi bagaimana caranya supaya gitar itu bisa berbunyi. Yap...! Aku teringat kabel rem sepeda yang tak terpakai di kolong kamar tidurku. Segera aku menghambur ke sana dan mencabut serabut rem itu lalu aku pasang layaknya gitar pada umumnya. Jreng...jreng...Bangga bukan main.
    Dengan gitar tiruan itu aku sering berkelana keliling desa, untuk menunjukkan, pamer kepada teman-temanku bahkan semua orang-orang di kampungku. Saat itu aku tidak sadar kalau sedang mengalami sindrom popularitas, karena saking sibuknya pamer gitar ke sana kemari, aku lupa menunaikan pekerjaanku sabagai anak penjual ES, Ibuku marah, murka hingga mengambil paksa gitar kesayanganku, lalu gitar itu dipotong-potong dengan sadis di depanku. Aku menangis, dan meminta maaf sama ibuku dan aku berjanji tak akan lalai dengan tugasku lagi.

    Sejak saat itulah ..... aku telah mengubur mimpiku untuk menjadi seorang penyanyi, aku tidak ingin mengecewakan ibuku, aku tidak ingin membuat Ibu marah hanya karena cita-citaku.


    Delapan tahun kemudian, ketika aku kelas dua SMA aku mulai berani lagi bermain-main gitar meminjam kepunyaan temanku. Diusia seperti itu, ketika teman-teman sudah bisa melantunkan lagu diiringi gitar, aku masih berkutat belajar bagaimana memencet grip dengan benar, bahkan aku sering ditertawakan dan diejek teman-tamanku bukan karena hanya tidak bisa memainkan gitar melainkan karena suaraku yang juga fals. Sama sekali aku tidak surut karena ejekan itu sampai akhirnya aku bisa memainkan alat  musik itu.
     Ketika aku bisa menciptakan lagu dan pernah diperdengarkan saat acara reuni.... tidak ada yang percaya kalau itu adalah karyaku. "Mungkin mereka menganggap bahwa orang yang baru belajar bermain gitar tidak boleh menciptakan lagu." Itu masalah mereka, aku sudah terbiasa tidak diakui oleh orang tapi paling tidak aku tidak ikut-ikutan seperti mereka dengan tidak mengakui diriku sendiri. Waktulah yang akan membuktikan.

    Dan sebagai wujud kecintaanku pada Ibuku, inilah lagu yang aku persembahkan untuk beliau.

Saat malam tiba kuteringat padamu
Wajahmu terbayang di pelupuk mataku
Indahnya dunia tak seindah kasihmu
Kusadari itu disaat kujauh 
Merindukan hadirmu di dalam hatiku....

Saat kusendiri kutak mungkin berarti
Menjalani hidup tanpamu di sampingku
Indahnya dunia tak seindah kasihmu
Kupahami itu disaat kutahu
Kuterlahir darimu.... darimu

Oh...Ibu inilah anakmu yang selalu rindu akan kehadiranmu....
Oh...Ibu inilah anakmu yang selalu rindu akan kasih sayangmu.....

SELAMAT TAHUN BARU 1435 HIJRIAH
TERUSLAH BERGERAK...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar