Selasa, 05 November 2013

meng "ICON" kan diri

Belakangan ini sering saya lihat di televisi atau poster-poster di masjid sekitaran UGM dan UNY atau mungkin masjid-masjid di Jogjakarta yang memampang poster pengajian yang diisi oleh ustadz-ustadz muda yang namanya sudah tenar di layar kaca.
Ini dia beberapa contohnya:
foto di unggah dari google


  facebook ustadz Pink Al-Koetai


    Ada lagi berpredikat Ustadz GALAU yang di pampang di masjid UNY (foto belum sempat saya ambil).
    Entah apa yang ada di benak para usztad tersebut. Tapi ada kesan yang saya tangkap seolah para ustadz itu seperti sibuk meng "ICON" kan diri supaya lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Dan cara mereka macam-macam. Ada embel-embel Ustadz Cinta, ada Ustad Pink, kemana-mana kalau berdakwah selalu memakai baju warna Pink. Ada lagi  dengan permainan kata-kata, "Jama'ah heee jama'ah. Curhat Mama dan lain sebagainya.
    Para da'i yang muncul di televisi sepertinya sibuk dengan identitasnya masing masing, meminjam bahasa Hatta Abdul Malik Dosen IAIN Walisongo Semarang, mereka adalah "Da'i tainment" yang menurut saya sifatnya sebagai syiar tapi belum terlalu banyak menyentuh aspek sosio cultural yang dialami masyarakat sesungguhnya.
    Menurut H. Zainuddin MZ. "Ustadz, kyai dan ulama' lisensinya itu dari masyarakat, ustadz, kyai dan ulama' bukan seorang sarjana di mana lisensinya itu diberikan oleh negara."
Jadi sangat jelas maksudnya, tak perlu saya kira ustadz sibuk memproklamasikan namanya. Jika seperti itu meraka hampir tak ada bedanya dengan Inul daratista Goyang Ngebor, Dewi Persik Goyang Gergaji, Zaskia Gotik Goyang Itik. Embel-embel nama di belakanya adalah cara untuk meng "ICON" kan diri. Bedanya meraka di dunia dangdut satunya di dunia per-ustadz-tan
    __ Al ulamau warasatul anbia' __Ulama pewaris para nabi diartikan oleh al-Mawardi bahwa mereka (ulama) kedudukan dalam agama setingkat dengan nabi. Ulama yang terdidik dengan etika para nabi tidak menuntut sesuatu kepada manusia dalam menebarkan ilmunya.Dengan demikian, ulama pewaris nabi adalah para ulama yang mempunyai ilmu kawniyyah (membaca fonemena alam) dan qur’aniyyah, juga mempunyai perilaku yang mendekati kepada perilaku nabi dalam arti lain memahami, menguasai dan bisa mengamalkan Sunah Nabi. 
    Jadi kesimpulannya jika mereka ingin menyampaikan ilmu agama maka sampaikanlah, jangan terlalu sibuk meng "ICON" kan diri, biarlah masyarakat mengenal para ustadz yang mulia itu karena ilmunya bukan semata-mata karena fisiknya yang divermak supaya dapat dikenali dan laku.

Waallu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar